Pola Pembinaan Islam terhadap Anak Telantar (Studi di Yayasan Kasih Sayang Aceh Tengah)

2018 
Pembinaan Islam terhadap anak terlantar telah diterapkan di Yayasan Kasih Sayang Aceh Tengah dengan berbagai upaya yang dilakukan. Jika dilihat dari pola pembinaan Islam yang diterapkan di yayasan tersebut seharusnya terjadi perubahan sikap dan tingkah laku terhadap anak-anak yang tinggal di yayasan baik dari segi akidah, ibadah, maupun ahklaknya. Namun kenyataannya hasil pembinaan Islam yang diterapkan tidak terlihat secara maksimal. Oleh karenanya untuk mengetahui lebih dalam mengenai penerapan pembinaan Islam di yayasan tersebut maka peneliti tertarik meneliti dengan mengajukan judul Pola Pembinaan Islam terhadap Anak Telantar (Studi di Yayasan Kasih Sayang Aceh Tengah). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pola pembinaan dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembinaan Islam terhadap anak terlantar. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan diskriptif analitis. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipan pasif, wawancara dan studi dokumentasi. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan pertimbangan dan ketentuan yang dipilih oleh peneliti sendiri, informan dalam penelitian ini adalah 8 (delapan) orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pembinaan Islam yang diterapkan di Yayasan Kasih Sayang Aceh Tengah adalah model pesantren yang sudah terjadwal dalam kegiatan yang biasa dilakukan setiap hari. Pembinaan Islam yang dilakukan melalui pengajian seperti Iqra, Al-Quran dan Kitab kuning. Di samping itu pembinan Islam yang diterapkan melalui pembiasaan sholat berjamaah, berakhlak mulia, menghafal Al-Quran, dan menghafal doa sehari-hari. Pembinaan tersebut telah mencakup pembinaan akidah, pembinaan ibadah, pembinaan akhlak, pembinaan jasmani dan pembinaan intelektual. Selanjutnya faktor pendukung dalam pelaksanaan pembinaan Islam terhadap anak terlantar adalah pendidikan, lingkungan yayasan dan sarana yang ada di yayasan seperti Masjid, perpustakaan dan kitab. Sedangkan faktor penghambatnya terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti kurangnya kesadaran dan motivasi anak untuk mempelajari dan mengamalkan ajaran Islam. Sedangkan faktor eksternalnya ialah kurangnya pengasuh, metode yang diterapkan masih tradisional, kondisi lingkungan anak di kampung dan pemanfaatan media belajar belum efektif.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []