TIPOLOGI SUMUR KUNA DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

Wilayah Kabupaten Tulungagung menyimpan beragam potensi tinggalan arkeologi, salah satunya adalah sumur kuna. Temuan sumur kuna tercatat dalam beberapa laporan penelitian, di antaranya adalah Laporan Peninjauan temuan sumur di Pulotondo tahun 2016 oleh BPCB Jawa Timur. Temuan sumur-sumur kuna di Kabupaten Tulungagung ini belum banyak dikaji oleh para peneliti. Karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut keragaman tipe dan fungsi sumur-sumur tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik yang bersifat kualitatif. Wilayah penelitian ini meliputi area seluas 1.150,41 Km² atau 105.650 Ha yang berada di wilayah administrasi Kab. Tulungagung dan setara dengan 2,2% dari seluruh wilayah Provinsi Jawa Timur. Hasil pengumpulan data diperoleh 33 sampel sumur yang tersebar di tujuh lokasi di dalam wilayah penelitian. Penelitian ini menghasilkan empat tipe sumur kuna yaitu, tipe I, tipe II, tipe III, dan tipe IV.. Hasil identifikasi sumur menunjukkan bahwa keberadaan sumur selalu berkaitan keberadaan situs di sekitarnya. Setidaknya dari penelitian ini, dapat diketahui bahwa sumur kuna mempunyai fungsi primer sebagai sarana penyediaan air bersih, dan fungsi sekunder sebagai sarana pendukung suatu situs yang menandakan batas lokasi situs. There is a variety of potential archaeological remains in the Regency of Tulungagung, one of which is ancient wells. The discoveries of ancient wells are recorded in several research reports, mainly the Report of the Visit to the Discovery of Ancient Wells in Pulotondo in 2016 published by the East Java Conservation Office of Cultural Property. The ancient wells in Tulungagung have not been intensively studied by researchers. Therefore, this research is conducted to further establish the types and functions of these wells. In this research, a qualitative descriptive analytic method is used. The research area covers an area of 1,150.41 km² or 105,650 hectares in the administrative area of Kab. Tulungagung and this is equivalent of 2.2% of the entire area of East Java Province. The data collection has obtained 33 samples of ancient wells spreading across seven locations. This study reveals that at least four types of ancient wells can be recognised, namely Type I, Type II, Type III, and Type IV. It is also demonstrated here that the existence of the wells is mostly in association with archeological sites. From this research, it can be seen that ancient wells had a primary function as a means of providing clean water, and a secondary function as a means of supporting a site as well as a marker of the importance of the site's location.