Pengaruh pola 3-PER terhadap kemampuan membaca cepat siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngoro-Jombang / Nuria Reny Hariyati

2021 
Kata kunci: pola 3—per, kemampuan membaca cepat Membaca cepat merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai untuk memahami isi bacaan secara cepat sehingga sudah seharusnya menjadi salah satu kegiatan yang penting dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan pembelajaran membaca cepat di kelas XI diperlukan perlakuan yang tepat dan efektif. Perlakuan yang diduga dapat mengoptimalkan pembelajaran membaca cepat adalah pola 3—per, yaitu pola perluasan jangkauan mata, pola percepatan gerak mata, dan pola pengecilan regresi mata. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pola 3—per terhadap kemampuan membaca cepat. Tujuan khusus penelitian ini meliputi (1) mengetahui pengaruh pola perluasan jangkauan mata terhadap kecepatan dan pemahaman membaca, (2) mengetahui pengaruh pola percepatan gerak mata terhadap kecepatan dan pemahaman membaca, dan (3) mengetahui pengaruh pola pengecilan regresi mata terhadap kecepatan dan pemahaman membaca. Hipotesis penelitian ini adalah pola 3—per berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan membaca cepat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Digunakannya pendekatan ini didasarkan pada tiga alasan, yakni (1) data berupa skor kecepatan dan pemahaman membaca, (2) data dianalisis dengan Ancova, dan (3) menguji teori tentang pengaruh pola 3—per. Penelitian ini menggunakan rancangan kuasi eksperimen dengan model rancangan Times-Series Design with Control Group. Digunakannya model rancangan ini didasarkan pada empat alasan, yakni (1) penetapan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan secara random, (2) diadakan perlakuan, (3) skor tes awal digunakan sebagai variabel kontrol untuk mengetahui pengaruh pola 3—per terhadap kemampuan membaca cepat, dan (4) kelompok eksperimen diukur secara berkala setelah diberi perlakuan. Data penelitian ini berupa skor kecepatan dan skor pemahaman membaca siswa. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngoro-Jombang. Penetapan siswa menggunakan teknik sampling bertujuan. Digunakannya teknik ini didasarkan pada tiga pertimbangan, yakni (1) kelas yang dipilih diajar oleh guru yang sama, (2) kelas yang dipilih adalah kelas XI IPA, dan (3) kelas XI adalah kelas yang relevan diterapkannya pola 3—per. Dari penetapan tersebut, dapat diketahui bahwa kelompok kontrol adalah kelas XI IPA 1 dan kelompok eksperimen adalah kelas XI IPA 2. Instrumen penelitian ini berupa dua hal, yakni (1) bentuk instrumen dan (2) uji coba instrumen. Pelaksanaan penelitian ini melalui tiga tahap, yakni (1) persiapan, (2) pemberian perlakuan, dan (3) pengumpulan data. Analisis data penelitian ini memakai analisis Ancova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis diterima, yakni pola 3—per berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan membaca cepat siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngoro-Jombang pada taraf signifikansi 0,05. Secara khusus hasil penelitian dijabarkan menjadi enam analisis. Pertama, pola perluasan jangkauan mata berpengaruh secara signifikan terhadap kecepatan membaca pada taraf signifikansi 0,025. Hal tersebut berarti bahwa kecepatan membaca siswa yang mendapatkan perlakuan pola perluasan jangkauan mata lebih baik daripada kecepatan membaca siswa yang tidak mendapatkan perlakuan pola perluasan jangkauan mata. Rata-rata skor siswa yang mendapatkan perlakuan pola perluasan jangkauan mata adalah 199,4333, sedangkan rata-rata skor siswa yang tidak mendapatkan perlakuan pola perluasan jangkauan mata adalah 187.7241. Kedua, pola perluasan jangkauan mata berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman membaca pada taraf signifikansi 0,031. Hal tersebut berarti bahwa pemahaman membaca siswa yang mendapatkan perlakuan pola perluasan jangkauan mata lebih baik daripada pemahaman membaca siswa yang tidak mendapatkan perlakuan pola perluasan jangkauan mata. Rata-rata skor siswa yang mendapatkan perlakuan pola perluasan jangkauan mata adalah 66,4286, sedangkan rata-rata skor siswa yang tidak mendapatkan perlakuan pola perluasan jangkauan mata adalah 62,8000. Ketiga, pola percepatan gerak mata berpengaruh secara signifikan terhadap kecepatan membaca pada taraf signifikansi 0,045. Hal tersebut berarti bahwa kecepatan membaca siswa yang mendapatkan perlakuan pola percepatan gerak mata lebih baik daripada kecepatan membaca siswa yang tidak mendapatkan perlakuan pola percepatan gerak mata. Rata-rata skor siswa yang mendapatkan perlakuan pola percepatan gerak mata adalah 213,7714, sedangkan rata-rata skor siswa yang tidak mendapatkan perlakuan pola percepatan gerak mata adalah 211,7742. Keempat, pola percepatan gerak mata berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman membaca pada taraf signifikansi 0,036. Hal tersebut berarti bahwa pemahaman membaca siswa yang mendapatkan perlakuan pola percepatan gerak mata lebih baik daripada pemahaman membaca siswa yang tidak mendapatkan perlakuan pola percepatan gerak mata. Rata-rata skor siswa yang mendapatkan perlakuan pola percepatan gerak mata adalah 76,0000, sedangkan rata-rata skor siswa yang tidak mendapatkan perlakuan pola percepatan gerak mata adalah 66,1667. Kelima, pola pengecilan regresi mata berpengaruh secara signifikan terhadap kecepatan membaca pada taraf signifikansi 0,000. Hal tersebut berarti bahwa kecepatan membaca siswa yang mendapatkan perlakuan pola pengecilan regresi mata lebih baik daripada kecepatan membaca siswa yang tidak mendapatkan perlakuan pola pengecilan regresi mata. Rata-rata skor siswa yang mendapatkan perlakuan pola pengecilan regresi mata adalah 237,0833, sedangkan rata-rata skor siswa yang tidak mendapatkan perlakuan pola pengecilan regresi mata adalah 167,5278. Keenam, pola pengecilan regresi mata berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman membaca pada taraf signifikansi 0,019. Hal tersebut juga berarti bahwa pemahaman membaca siswa yang mendapatkan perlakuan pola pengecilan regresi mata lebih baik daripada pemahaman membaca siswa yang tidak mendapatkan perlakuan pola pengecilan regresi mata. Rata-rata skor siswa yang mendapatkan perlakuan pola pengecilan regresi mata adalah 76,944, sedangkan rata-rata membaca siswa yang tidak mendapatkan perlakuan pola pengecilan regresi mata adalah 67,2222. Berdasarkan simpulan tersebut disarankan (1) guru bahasa Indonesia di kelas menengah ke atas dapat menerapkan pola 3—per dalam perencaanaan pembelajaran membaca, (2) guru dapat memberikan perlakuan pola 3—per dalam pembelajaran membaca cepat karena penerapan pola 3—per dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan memperluas jangkauan mata, mempercepat gerak mata, dan memperkecil regresi mata, dan (3) perlakuan pola 3—per dapat meningkatkan konsentrasi siswa yang secara otomatis mengurangi hambatan-hambatan membaca
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []