KECENDERUNGAN PERTUMBUHAN TINGGI BADAN ANAK USIA 5-18 TAHUN DI INDONESIA 1940 – 2010

2014 
Tinggi badan merupakan cermin dari pertumbuhan linier tubuh. Potensi pertumbuhan tinggi badan dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi, kesehatan, status gizi, konsumsi makanan, lingkungan hidup, dan genetik. Studi di banyak negara maju membuktikan bahwa tinggi badan yang semakin tinggi dan optimal pada umur yang sama sejalan dengan perbaikan tingkat kesejahteraan, disebut sebagai secular trend . Studi ini membandingkan tinggi badan anak Indonesia umur 5 – 18 tahun antar generasi sejak 1942 sampai 2010 dengan melakukan analisis data sekunder yaitu data dari Gorter tahun 1942 (> 30,000 anak), Yayah pada tahun 1984 (10,000 anak) dan dari RKD ( Riset Kesehatan Dasar ) tingkat nasional 2010 (> 60.000 anak). Hasil studi menunjukkan bahwa tinggi badan anak lebih rendah antara 7,0-13,8  cm pada laki-laki dan 6,0-10,7 cm pada perempuan dibanding dengan standar WHO. Tinggi badan anak lebih rendah di perdesaan dibanding di perkotaan, dan pada kuintil-1 pengeluaran per kapita dibanding kuintil-5. Selama kurun waktu sekitar 70 tahun (1940-an – 2010) tinggi badan anak hanya bertambah 0,8-3,5 cm untuk laki laki dan 0,3-1,9 cm pada perempuan.Tinggi anak di RKD 2010 bervariasi berdasarkan tempat tinggal dan status sosial ekonomi. Anak di Jakarta lebih tinggi 2,5-6,0 Cm pada laki laki dan 0,9-6.7 Cm pada perempuan dibandingkan dengan anak dari 32 provinsi di luar Jakarta. Status sosial ekonomi juga berhubungan dengan pertumbuhan linier yang mana mereka dengan tingkat sosial ekonomi  tertinggi (kuintil-5) paling tinggi sedangkan pada kuintil-1 mempunyai tinggi badan yang terendah. Disimpulkan bahwa tinggi badan anak Indonesia usia 5-18 tahun tahun 2010 lebih rendah dari standrar WHO, dan pertumbuhan linier tahun 2010 bertambah dibandingkan dengan tahun 1940-an.  ABSTRACT SECULAR GROWTH OF BODY HEIGHT AMONG CHILDREN 5-18 YEAR OF AGE IN INDONESIA SINCE 19 4 0 TO 2010 Other studies from industrialized countries shows that improvement of height and achievement of potential  growth is in accordance with better level of welfare, called secular growth. This paper aimed to provide evidence of secular growth of Indonesian children aged 5-18 year-old since 1940’s up to 2010 using secondary data. The study reviewed scientific articles or studies in former Netherland Indies and Indonesia from 1942 to 2010, with large sample size, covered most areas of Indonesia, sound scientific method, aged 5 year old above. Three studies available by Gorter in 1940’s (> 30,000 children), Yayah in 1984 (10,000 children) and secondary anthropometry data of RKD ( Riset Kesehatan Dasar or Baseline Health Research) conducted nationwide in 2010 (> 60.000 children). This paper uses two older articles and analyze raw data of RKD 2010. The result shows that compared to WHO child growth standard height of Indonesian boys and girls is shorter 7.0-13.8 cm and 6.0-10.7 cm, respectively. There is only 0.8-3.5 cm in boys and 0.3-1.9 cm in girls increase of linear growth over 70 years since 1940’s. Child height in RKD 2010 varied according to residence and socio-economic status. Children in Jakarta were taller 2.5-6.0 Cm in boys and 0.9-6.7 Cm in girls compared to the rest of the country. Children from highest socio-economic status (quintile-5) is the tallest, and quintile-1 is the shortest. The difference of height is between 3.1-4.2 cm in boys and 1.6-3.7 in girls. It is concluded that height of Indonesian children 5-18 year-old in 2010 is lower than WHO standard and an increase of linear growth found in 2010 compared to in 1940’s. Keywords: secular trend, linear growth, body height
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []