Hubungan Psikopati dan Penerimaan Mitos Pemerkosaan Pada Laki-laki Dewasa Awal

2021 
Angka kekerasan seksual di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun, namun tidak semua korban kekerasan seksual melaporkan kejadian yang dialaminya. Penyebab korban tidak melaporkan kasus kekerasan seksual yang dialaminya adalah karena adanya victim blaming di masyarakat. Fenomena victim blaming tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara psikopati dengan penerimaan mitos pemerkosaan pada laki-laki dewasa awal Penelitian dilakukan pada sampel yang terdiri atas 130 laki-laki dengan rentang usia 18-40 tahun dan berdomisili di Jawa Timur. Psikopati diukur dengan Levenson Self-Report Psychopathy Scale, sedangkan penerimaan mitos pemerkosaan diukur dengan Illinois Rape Myth Acceptance Scale Short Form. Analisis data dilakukan dengan teknik statistik product moment dari pearson dengan bantuan IBM SPSS Statistic 23. Hasil analisis data penelitian diperoleh nilai korelasi antara psikopati primer dengan penerimaan mitos pemerkosaan sebesar 0,335 dengan p sebesar 0,000; korelasi antara psikopati sekunder dengan penerimaan mitos pemerkosaan adalah sebesar 0,308 dengan nilai p yaitu 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara kedua subtipe psikopati dengan penerimaan mitos pemerkosaan. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa semakin tinggi psikopati pada individu, berarti semakin tinggi pula penerimaan mitos pemerkosaannya
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    10
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []