PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI DATA LIDAR DENGAN FOTOGRAMETRI (Studi Kasus : Kota Medan)

2015 
Light Detection And Ranging (LiDAR) merupakan teknologi penginderaan jauh dengan menggunakan pesawat terbang yang dilengkapi dengan sensor untuk memancarkan pulsa laser, jarak antara sensor dan objek dipermukaan bumi dihitung dengan merekam waktu yang dibutuhkan untuk pulsa laser yang dipancarkan dan kembali ke sensor. Data LiDAR dapat berupa point clouds yaitu kumpulan titik yang mengandung informasi koordinat x, y, dan ketinggian (z). Pada aplikasi LiDAR tidak semua point clouds digunakan, misalkan dalam pembuatan Digital Terrain Model (DTM) maka point clouds yang digunakan yaitu ground points, sedangkan dalam pembuatan model 3D sebuah wilayah maka point clouds yang digunakan yaitu non-ground points (building points). Untuk itulah perlu dilakukan proses klasifikasi points clouds ke kelas yang dibutuhkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat metode klasifikasi yang tepat untuk digunakan. Proses klasifikasi yang digunakan untuk membagi points clouds menjadi ground points dan non-ground points pada penelitian ini yaitu dengan dilakukan klasifikasi otomatis dengan menggunakan algoritma pada software serta klasifikasi manual yang dilakukan oleh pengolah data jika dibutuhkan. Adapun klasifikasi otomatis yang dilakukan yaitu dengan melakukan klasifikasi secara langsung ke ground points, dan juga klasifikasi otomatis yang dilakukan ke beberapa kelas untuk mendapatkan kelas ground points, pada metode ini juga dilakukan klasifikasi ke kelas low points yaitu kelas untuk titik-titik yang dianggap sebagai noise. Klasifikasi manual dilakukan untuk mengklasifikasikan titik-titik yang belum terklasifikasikan dengan benar. Untuk melihat ketelitian dari hasil klasifikasi tersebut maka dilakukan uji dengan melakukan overlay (tumpang susun) ground points hasil klasifikasi ke ortofoto. Berdasarkan hasil klasifikasi dari dua metode klasifikasi otomatis yang dilakukan, klasifikasi secara langsung ke ground points masih mengandung titik-titik yang menjadi noise sedangkan klasifikasi otomatis ke beberapa kelas telah menghilangkan noise pada grounds points. Pada uji hasil klasifikasi yang ditumpang susun masih terdapat ground points yang berada di atas atap bangunan. Hasil tumpang susun ground points hasil klasifikasi dengan ortofoto memperlihatkan bahwa pada wilayah dengan bangunan yang teratur terdapat ground points di atas bangunan lebih sedikit dibandingkan dengan wilayah dengan bangunan yang tidak teratur. Serta hasil uji coba dengan menggunakan nilai parameter untuk algoritma klasifikasi yang berbeda yaitu nilai pada terrain angle, hasil yang diperoleh yaitu pada Kota Medan dengan menggunakan nilai terrain angle yang lebih kecil memiliki hasil yang lebih baik.
    • Correction
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []