Penyusunan prosedur mahasiswa kembali ke asrama dalam menghadapi repopulasi mahasiswa di UGM dalam masa pandemi

Tujuan: Seiring dengan menurunnya kasus COVID-19 di Indonesia, UGM menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terkendali. Berbagai upaya dilaksanakan untuk mempersiapkan sistem dan infrastruktur kampus, salah satunya adalah asrama sebagai akomodasi tempat tinggal mahasiswa. Asrama perlu memiliki prosedur kembalinya mahasiswa ke asrama sebagai upaya pengendalian COVID-19. Kegiatan ini merupakan kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh mahasiswa Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, FK-KMK UGM untuk menyusun prosedur tersebut dalam kerangka Health Promoting University (HPU). Isi: Proses pembuatan prosedur dimulai dengan identifikasi data kebutuhan di lapangan baik secara daring maupun luring melalui pengelola dan pengurus asrama, penghuni asrama, hingga Satgas COVID-19 UGM. Pada proses ini didapatkan hasil bahwa saat ini prosedur mengenai protokol kesehatan telah tersedia namun belum cukup memadai untuk kondisi repopulasi. Hasil ini kemudian ditindaklanjuti dengan penyusunan draft prosedur. Selain itu, kegiatan pendampingan juga mengembangkan media edukasi yang menunjang penerapan protokol kesehatan di asrama. Draft prosedur dan media edukasi kemudian didiskusikan bersama oleh tim dengan pihak UGM Residence (pengelola asrama). Prosedur tersebut diintegrasikan dalam sistem yang ada dan disesuaikan dengan sistem serta ketersediaan sumber daya. Penghuni asrama yang akan datang perlu memperhatikan beberapa hal seperti (1) mengonfirmasi tanggal kedatangan dan menyiapkan surat persetujuan orangtua, (2) melakukan skrining di GMC, dan (3) melakukan karantina 14 hari. Tantangan dalam kegiatan ini adalah proses koordinasi dengan para pengelola dan pengurus asrama, penghuni asrama, serta Satgas COVID-19 UGM yang dilakukan secara daring. Penerapan prosedur ini memerlukan adaptasi dan kerjasama antara pengelola dan penghuni asrama. Pengelola asrama perlu melakukan monitoring dan evaluasi penerapan prosedur tersebut. Prosedur ini juga diharapkan dapat menjadi contoh untuk diterapkan di tempat lain.