PERBANDINGAN KUANTITAS DAN KUALITAS BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG (Callophylum inophylum) YANG DIHASILKAN MELALUI METODE KONVENSIONAL DAN METODE ULTRASONIK

2017 
Ketersediaan diesel untuk memenuhi kebutuhan masyarakat semakin menipis jumlahnya karena berasal dari sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui. Biodiesel sebagai salah satu solusi yang menawarkan kelestarian dan ramah lingkungan juga memiliki kendala yaitu bahan baku yang selama ini digunakan merupakan bahan pangan manusia sehingga kurang ideal. Nyamplung (Callophylum inophylum) merupakan bahan baku yang ideal karena banyak terdapat di hutan pantai Indonesia, memiliki kandungan minyak yang tinggi, produktivitas tinggi serta bukan bahan pangan manusia. Pembuatan biodiesel melalui reaksi esterifikasi dan transesterifikasi secara konvensional membutuhkan waktu yang cukup lama. Aplikasi gelombang ultrasonik terbukti mampu mempercepat reaksi sehingga mereduksi waktu pembuatan biodiesel dari beberapa bahan baku minyak nabati. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kuantitas dan kualitas biodiesel dari minyak nyamplung yang dihasilkan melalui metode konvensional dan metode ultrasonik, membandingkan kualitas biodiesel yang dihasilkan dengan SNI Biodiesel 7182:2015 serta menentukan metode pembuatan biodiesel yang lebih efisien baik secara kuantitas maupun kualitas. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2017 di Laboratorium Kehutanan Universitas Bengkulu. Bahan baku yang digunakan berupa minyak nyamplung hasil esktraksi dari biji yang berasal dari Pulau Enggano. Konversi minyak nyamplung menjadi biodiesel dilakukan melalui metode konvensional dan metode ultrasonik masing-masing sebanyak tiga ulangan dengan jumlah bahan, kadar dan prosedur yang relatif sama. Rendemen yang diukur merupakan perbandingan volume biodiesel yang dihasilkan dengan volume minyak nyamplung yang digunakan. Kualitas biodiesel meliputi massa jenis, angka asam, angka iodium dan angka setana. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan aplikasi Microsoft Excel t-Test: Two-Sample Assuming Unequal Variances. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen yang dihasilkan melalui metode konvensional (81,30%) dan metode ultrasonik (82,87%) tidak berbeda nyata. Kualitas biodiesel yang dihasilkan melalui metode ultrasonik memiliki massa jenis, angka asam dan bilangan penyabunan yang signifikan lebih rendah daripada biodiesel dengan metode konvensional, tetapi signifikan lebih tinggi untuk bilangan iodium dan angka setananya. Angka iodium dan angka setana biodiesel yang dihasilkan melalui kedua metode telah memenuhi persyaratan SNI Biodiesel 7812:2015 tetapi nilai massa jenis dan angka asamnya belum memenuhi persyaratan tersebut. Biodiesel yang dibuat dengan bantuan gelombang ultrasonik secara umum lebih efektif daripada yang dibuat secara konvensional karena massa jenis, angka asam dan angka setananya lebih baik. Pembuatan biodiesel dengan metode ultrasonik juga lebih efisien karena dapat mereduksi waktu pembuatan biodiesel dari 7 jam menjadi 1,5 jam.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []