Comparison of Topical Nepafenac 0.1 % and Prednisolone Acetate 1% as an Anti-Inflammatory after Vitrectomy in Rhegmatogenous Retinal Detachment

2019 
Post-operative ocular inflammation is treated with topical steroids but with side effects. Nepafenac isan effective NSAID with minimal side effects. This study aims to compare effectiveness topical nepafenac0.1% (nepafenac) and prednisolone acetate 1% (prednisolone) post-pars plana vitrectomy (PPV) forrhegmatogenous retinal detachment (RRD). This is a prospective, single blind, randomized, single centerclinical study performed on December 2015 to May 2016 at dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta. Atotal of 46 eyes (n=46) with RRD underwent PPV were included and randomized to topical nepafenac (23eyes) or prednisolone 1% (23 eyes). The median of anterior chamber inflammation, scores of pain, centralmacular thickness (CMT), and intraocular pressure (IOP) were evaluated at day 1, followed by 1 st , 2 nd , and4 th week post-surgery. Median anterior chamber inflammation was grade 2 (1-4) in prednisolone group andgrade 3 (0.5-4) in nepafenac group at day 1 (p>0.05). Number of cell of anterior chamber inflammation andpain perception were not significantly different between groups (p>0.05) on follow-up. At day 1, nepafenacand prednisolone groups showed median CMT of 206 μm (131-299) and 208 μm (129-451). At 4 th week, meanCMT were 174.9±30.7μm in prednisolone and 185.5±50.1μm in nepafenac group (p>0.05). Post-operativetopical nepafenac was equal to prednisolone in reducing inflammation in eyes undergoing PPV. Nepafenaccould be an alternative for post-PPV in RRD. Keywords : inflammation, nepafenac, prednisolone acetate, vitrectomy. Perbandingan Topikal Nepafenak 0,1% dan Prednisolon Asetat 1% sebagaiAnti-Inflamasi setelah Vitrektomi pada Ablasio Retinae Regmatogen Abstrak Steroid topikal digunakan untuk inflamasi mata setelah operasi namun memiliki efek samping. Nepafenakmerupakan NSAID yang efektif dengan efek samping minimal. Studi ini bertujuan membandingkan efektivitasnepafenak 0,1% (nepafenak) dan prednisolon asetat 1% (prednisolon) topikal post-pars plana vitrectomy(PPV) pada ablasio retina regmatogen (RRD). Desain studi klinis ini adalah prospektif, single blind,randomized, single center, yang dilakukan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Rumah Sakitdr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Sebanyak 46 mata (n=46) dengan RRD yang melalui PPV diikutsertakandalam penelitian ini. Subjek dirandomisasi untuk mendapatkan nepafenak (23 mata) dan prednisolon (23mata) topikal. Median inflamasi bilik mata depan (BMD), skor nyeri, ketebalan makula sentral (CMT) dantekanan intraokular (IOP) diukur pada hari pertama, minggu ke- 1, ke-2, dan ke-4 setelah operasi. Medianinflamasi BMD hari pertama adalah tingkat 2 (1-4) pada grup prednisolon dan tingkat 3 (0,5-4) pada grupnepafenak. Jumlah sel inflamasi BMD dan persepsi nyeri pada kedua grup tidak berbeda bermakna (p>0,05).Pada hari pertama, grup nepafenak dan prednisolon menunjukkan CMT 206 μm (131-299) dan 208 μm (129-451). Pada minggu ke-4, CMT 174,9±30,7 μm pada grup prednisolon dan 185,5±50,1 μm pada nepafenak(p>0,05). Penggunaan nepafenak topikal dan prednisolon sama dalam meredakan inflamasi setelah operasi.Nepafenak dapat menjadi alternatif setelah tindakan PPV pada RRD. Kata kunci : inflamasi, nepafenak, prednisolon asetat, vitrektomi.
    • Correction
    • Source
    • Cite
    • Save
    • Machine Reading By IdeaReader
    0
    References
    0
    Citations
    NaN
    KQI
    []